Penyakit kaki gajah (Filariasis)
masih menjadi masalah serius di Indonesia. Penyakit ini bisa menular ke siapa
saja, baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak. Filiariasis adalah penyakit
menular yang menyerang saluran dan kelenjar limfe serta disebabkan cacing
filaria. Filariasis ditularkan dengan perantaraan nyamuk sebagai vektornya.
Berbeda dengan penyakit DBD atau malaria yang hanya ditularkan oleh satu jenis
nyamuk tertentu, penyakit filariasis dapat ditularkan oleh semua jenis nyamuk. Penyakit
ini bersifat menahun (kronis). Bila tidak mendapatkan pengobatan dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin, baik
pada perempuan maupun laki-laki.
Untuk dapat bebas dari kasus
penyakit kaki gajah, pemerintah mencanangkan 1 Oktober sebagai Bulan Eliminasi
Penyakit Kaki Gajah (BELKAGA) melalui Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM)
Filariasis. Program eliminasi ini dilaksanakan melalui Pemberian Obat Massal
Pencegahan (POMP) filariasis di daerah endemis menggunakan DEC dan Albendazole.
Pengobatan ini diberikan setahun sekali selama minimal lima tahun
berturut-turut.
Kegiatan Belkaga dilakukan
serentak di 189 kabupaten/kota endemis. Saat ini Filariasis masih menjadi
endemis di 239 kabupaten/kota di Indonesia. Beberapa diantaranya telah
melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis selama 5 tahun.
Program minum obat ini akan dilakukan berturut-turut selama lima tahun dan satu
tahun hanya cukup meminum sekali. Diharapkan dengan program ini Indonesia dapat
bebas penyakit kaki gajah 5 tahun mendatang. Sasaran program Belkaga ini
adalah 102 juta jiwa penduduk yang rawan terserang penyakit. Kegiatan ini untuk
mencegah penyebaran Filariasis lebih jauh karena jika sudah terkena akan sulit
diobati. Apalagi sejak awal penyakit ini tidak mempunyai gejala yang jelas, dan
cacingnya pun berkembang biak serta menyumbat saluran getah bening. Oleh karena
penyakit ini sangat serius, maka perlu untuk melakukan upaya diseminasi
informasi yang komprehensif kepada masyarakat luas.
Di wilayah kerja Puskesmas
Kedungwuni I, kegiatan eliminasi penyakit kaki gajah dimulai dengan sosialisasi
dan advokasi yang dimulai di awal bulan september dengan melibatkan peran serta
lintas sektoral dan dengan peran serta seluruh kader puskesmas yang tersebar di
berbagai pos binaan. Wilayah cakupan kerja Puskesmas Kedungwuni I terdiri dari
9 desa dengan 2 kelurahan dan dengan dukungan 65 Posyandu yang tersebar di tiap
desa dan kelurahan. Pada pelaksanaannya, tim dari Puskesmas membentuk 69 pos
khusus program POPM, sebagai ujung tombak untuk menjamin kelancaran distribusi
obat dan kesuksesan program. Pelaksanaan pemberian obat dilakukan secara massal
dari awal oktober hingga awal november 2018.
Obat pencegah penyakit kaki gajah
yang diberikan pada POPM, terdiri dari kombinasi tablet Diethylcarbamazine
(DEC) 100 mg dan tablet Albendazole 400 mg. Adapun dosisnya untuk usia dua
hingga lima tahun adalah satu tablet DEC dan satu tablet Albendazole (usia 6-14
tahun mendapat dua tablet DEC dan satu tablet Albendazole), dan bagi yang
berusia di atas 14 tahun mendapat tiga tablet DEC dan satu tablet Albendazole. Pengobatan
ini dinilai sangat aman. Meski jarang terjadi, namun terkadang muncul reaksi pascapengobatan
seperti sakit kepala, demam, mual/muntah, atau mudah mengantuk, yang
berlangsung selama tiga hari dan dapat sembuh tanpa diobati. Namun, bila ada
keluhan lain yang terjadi, segara hubungi tenaga kesehatan di Puskesmas
terdekat.
0 comments:
Post a Comment