SELAMAT DATANG

PERAN KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN ODGJ



Sahabat Puskesmas Kedungwuni I, Sehat jiwa adalah kondisi di mana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.


Sahabat Sehat Masnitu, Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan jiwa tanpa penanganan yang tepat akan membawa dampak buruk bagi masa depan negara, selain mengurangi angka produktifitas penduduk, juga menambah beban anggaran negara yang tidak sedikit jumlahnya.

Apakah sahabat tahu, jika satu dari empat orang dewasa akan mengalami masalah kesehatan jiwa pada satu waktu dalam hidupnya. Bahkan, setiap 40 detik di suatu tempat di dunia ada seseorang yang meninggal karena bunuh diri (WFMH, 2016).  Data WHO (2016) menunjukkan, terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena demensia. 


Gangguan kejiwaan disebabkan oleh beragam faktor, baik secara biologis, psikososial, lingkungan, maupun budaya, bencana, penyalahgunaan napza dan lain sebagainya. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama psikologis atau dukungan awal psikologis akan banyak memberikan manfaat maksimal tidak hanya bagi prognosis kesehatan jiwa tetapi juga dalam pembangunan kesehatan dan kualitas bangsa pada umumnya.

Pengumpulan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 300.000 sampel rumah tangga (1,2 juta jiwa) telah menghasilkan beragam data dan informasi yang memperlihatkan wajah kesehatan Indonesia.


Data informasi yang terangkum didalamnya termasuk juga data pengidap gangguan jiwa di Indonesia, yang secara angka meningkat dari 1,7 persen menjadi 7 persen dalam kurun waktu lima tahun sejak Riskesdas terakhir (2013).
Puskesmas Kedungwuni I dalam program kerjanya berusaha menjaring kasus gangguan jiwa di masyarakat lewat deteksi dini, konseling dan kunjungan rumah pada penderita ganguan jiwa. Namun tanpa peran serta keluarga dan masyarakat, semua kerja keras petugas di Puskesmas tidak akan bisa berjalan optimal.

Keluarga dan masyarakat dapat berperan dengan mempelajari keterampilan pertolongan pertama kesehatan jiwa (Mental Health First Aid Action Plan), yang terdiri dari 5 langkah, yaitu :

  1. Pendekatan, deteksi, dan membantu pada krisis apapun
  2.  Mendengarkan tanpa menghakimi
  3. Memberikan dukungan dan informasi yang tepat
  4.  Mendorong penderita untuk mendapatkan bantuan profesional yang sesuai
  5.  Mendorong dukungan lainnya

Jadi, siapkah kita bersama-sama berbagi peran dalam menangani gangguan jiwa beserta dampaknya?

STOP STIGMA DAN DISKRIMINASI TERHADAP ODGJ (ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA)

Tetap Sehat dan Tetap Bahagia


0 comments:

Post a Comment