Sahabat Sehat Masnitu,
Sebagian masyarakat kita mungkin
masih ada yang belum bisa secara tepat memahami fungsi, spesifikasi dan
karakteristik yang menjadi pembeda antara mobil ambulans dan mobil jenazah.
Sehingga banyak ditemui ditengah masyarakat, kasus kesalah pahaman yang terjadi
akibat kurangnya pengetahuan mengenai hal tersebut.
Berikut ini kami sedikit uraikan
perihal perbedaan mobil ambulans dan jenazah secara umum dan garis besarnya
saja agar mudah dipahami oleh masyarakat awam, serta dapat menghilangkan
kerancuan akan pengertian kedua jenis mobil tersebut.
Di Indonesia, ambulans adalah
salah sarana yang digunakan dalam berbagai upaya kesehatan. Termasuk usaha
kegawat daruratan dan evakuasi medis pada pasien, supaya mendapat usaha
penanganan secepatnya. Hal ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 47 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawat daruratan.
Pelayanan ambulans berpedoman
pada respons cepat yang dilakukan tenaga kesehatan di Pusat Pelayanan
Keselamatan Terpadu/Public Safety Center (PSC) 119. Ambulans juga bisa
disediakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat dengan melibatkan masyarakat
awam dan bantuan operator medis.
Dengan fungsi tersebut, tak heran
jika ambulans mendapat prioritas utama dalam penggunaan jalan. Hal ini
tercantum dalam Undang Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan pasal 134 yang akan saya tampilkan dibawah nanti.
Sebagai angkutan gawat darurat,
pengemudi ambulans harus menghidupkan alat peringatan (warning device) berupa
sirene dan lampu rotator. Penggunaan sirine juga tidak sembarangan, sirene
hanya digunakan saat respon gawat darurat.
Meski diperbolehkan mengemudi
dalam kecepatan tinggi, pengemudi tetap harus memperhitungkan jarak aman dan
jarak pengereman mobil, sebab, semakin tinggi kecepatan, semakin panjang jarak
yang dibutuhkan untuk menghentikan mobil.
Secara definisi Ambulans
adalah sebuah kendaraan transportasi yang digunakan untuk memindahkan pasien.
Kendaraan yang biasa disebut ambulans pasien ini dilengkapi dengan peralatan
medis yang kondisinya harus selalu steril, karena digunakan untuk mengangkut
sekaligus menangani orang sakit atau korban kecelakaan.
Sesuai kondisi dan penggunaan
ambulans pasien maka dikenal 3 tingkatan umum yaitu: dasar (basic), transport
dan lengkap (lanjutan/advance):
- Ambulans Dasar :
digunakan untuk pemindahan pasien dalam keadaan relatif stabil dan aman pada
jarak relatif dekat. Dukungan alat dan sarananya tentu bersifat dasar saja.
- Ambulans Transport :
digunakan untuk suatu tujuan pemindahan jarak sedang-jauh. Karena kondisinya,
tentu dukungan sarana prasarananya juga lebih lengkap daripada ambulans dasar.
Bahkan sesuai jarak, dan kondisi pasien, bisa saja ada perlengkapan khusus yang
harus disediakan.
- Ambulans Lengkap :
digunakan untuk suatu kondisi khusus yang bahkan bisa saja dilakukan tindakan
gawat darurat di dalam ambulans bila kondisi pasien mengharuskan demikian.
Karena itulah diperlukan dukungan sarana prasarana lengkap dan advance (tingkat
lanjut).
Perbedaan pada ambulans dasar
(basic) dan ambulans lengkap (lanjutan) bisa dilihat dari stiker yang terpasang
pada badan mobil ambulans: Ambulan dasar (basic) akan memiliki stiker berwarna
kuning, sedangkan mobil ambulans lengkap (advance) akan memiliki stiker
berwarna merah.
Pada instansi tingkat Puskesmas juga terdapat kendaraan sejenis yang disebut Puskesmas
Keliling yang juga merupakan kendaraan Ambulans yang memiliki tugas dan
kegunaan yang sama sebagai transportasi kendaraan medis kesehatan gawat darurat
dan untuk mengangkut orang cedera atau sakit ke tempat perawatan.
Mobil Jenazah. Mobil
jenazah adalah alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut jenazah dari
rumah sakit atau panti menuju rumah duka, maupun dari rumah duka menuju taman
pemakaman umum (TPU).
Dalam mobil jenazah yang
terpenting adalah adanya tempat untuk meletakkan jenazah secara aman dan
terhormat. Kemudian ada tempat bagi keluarga bila berkenan mendampingi selama
perjalanan jika ada anggota keluarga yang akan mendampingi di mobil jenazah.
Menggunakan ambulans pasien untuk
membawa jenazah tentu kurang tepat, karena sebenarnya tidak dibutuhkan banyak
alat, dan membuat penempatan jenazah dan keluarga pendamping justru tidak
nyaman. Bila memang kondisinya terpaksa, maka yang bisa dilakukan adalah
menurunan sebanyak mungkin alat-alat yang ada di dalamnya. Ini tentu hanya
dalam kondisi terpaksa, bukan sekadar karena ingin menggunakan mobil ambulans
untuk mengantarkan jenazah.
Pasal 134 UU 22/2009 tentang
Lalu lintas menyatakan jika pengguna Jalan yang memperoleh hak utama untuk
didahulukan adalah sesuai dengan urutan berikut :
- Kendaraan pemadam kebakaran
yang sedang melaksanakan tugas,
- Ambulans yang mengangkut orang
sakit,
- Kendaraan untuk memberikan
pertolongan pada kecelakaan lalu lintas,
- Kendaraan pimpinan Lembaga
Negara Republik Indonesia,
- Kendaraan pimpinan dan pejabat
negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara,Iring-iringan
pengantar jenazah, dan
- Konvoi dan/atau kendaraan
untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
Pasal 135
- Kendaraan yang mendapat hak
utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 harus dikawal oleh petugas
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau menggunakan isyarat lampu merah
atau biru dan bunyi sirene.
- Petugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia melakukan pengamanan jika mengetahui adanya Pengguna Jalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
- Alat Pemberi Isyarat Lalu
Lintas dan Rambu Lalu Lintas tidak berlaku bagi Kendaraan yang mendapatkan hak
utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134.
Demikian sedikit rangkuman
tulisan dari kami, semoga bermanfaat bagi anda semua.
Tetap Sehat dan Tetap Bahagia